Jenis-jenis Hybrid Working: Kelebihan dan Kekurangannya

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang bagaimana Hybrid working semakin dikenal sebagai solusi ideal di dunia kerja modern. Apakah kantor kamu termasuk,yang memberikan kebebasan untuk bekerja baik dari kantor, rumah atau tempat lainnya? Jika iya, kamu termasuk yang beruntung karena tidak semua orang bisa menikmati model kerja hybrid semacam ini. Namun, tahukah kamu bahwa model atau jenis-jenis hybrid working ternyata ada beberapa macam. Kamu termasuk yang mana?

Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan perusahaan. Nah, di artikel ini kita akan membahas jenis-jenis hybrid working tersebut secara lebih detil.

Table of Contents

1. Fixed Hybrid Working

Hybrid kerja tetap atau fixed hybrid working mengatur jadwal kerja karyawan secara tetap, misalnya tiga hari di kantor dan dua hari kerja remote setiap minggu. Jenis ini memberikan struktur yang jelas sehingga perusahaan dan karyawan bisa sama-sama merencanakan pekerjaan dengan lebih baik.

Kelebihan:

  • Konsistensi: Dengan jadwal yang sudah pasti, karyawan bisa mengatur waktu mereka dengan lebih mudah, menghindari kebingungan tentang kapan harus ke kantor atau bekerja dari rumah.
  • Interaksi sosial teratur: Ada momen-momen tetap di mana karyawan bisa bertemu dan berkolaborasi secara langsung dengan rekan kerja, memperkuat hubungan tim.

Kekurangan:

  • Kurang fleksibel: Kadang-kadang jadwal yang sudah ditetapkan bisa bertentangan dengan kebutuhan karyawan, misalnya ketika ada urusan mendadak yang lebih mudah diatasi dengan bekerja dari rumah.
  • Kegiatan di kantor tak selalu relevan: Beberapa hari di kantor mungkin tidak seefektif yang diharapkan, tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan.

Contoh Posisi:

  • Analis Data: Mengolah data bisa dilakukan dari rumah, tetapi diskusi dengan tim atau presentasi hasil analisis ke manajemen lebih efektif dilakukan di kantor.
  • Manajer Proyek: Sebagian besar koordinasi bisa dilakukan online, namun pertemuan strategis dengan tim atau klien di kantor tetap diperlukan.

2. Flexible Hybrid Working

Flexible hybrid working memberi kebebasan bagi karyawan untuk memilih kapan mereka ingin bekerja di kantor atau dari rumah. Ini adalah salah satu jenis hybrid working yang paling populer karena menawarkan kebebasan penuh.

Kelebihan:

  • Fleksibilitas maksimal: Karyawan bisa menyesuaikan jadwal mereka sesuai kebutuhan, misalnya jika ada janji dokter di tengah hari atau acara keluarga.
  • Produktivitas tinggi: Karena bekerja dari lokasi yang mereka pilih sendiri, banyak karyawan merasa lebih produktif dan termotivasi.

Kekurangan:

  • Kurangnya keteraturan: Dengan tidak ada jadwal yang ditentukan, koordinasi dengan tim bisa menjadi tantangan, terutama saat ada rapat mendadak.
  • Potensi kesenjangan: Ada kemungkinan tim yang lebih sering hadir di kantor merasa lebih dekat dengan manajemen, sementara yang lebih sering remote mungkin merasa kurang terlibat.

Contoh Posisi:

  • Content Creator: Content Creator bisa bekerja dari mana saja selama mereka bisa menghasilkan konten sesuai tenggat waktu.
  • Desainer Grafis: Desain bisa dikerjakan dari rumah, dan hanya datang ke kantor saat ada pertemuan dengan klien atau diskusi dengan tim kreatif.
  • Sales Representative: Sebagian besar Sales memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam bekerja. Mereka bisa menghubungi dan bertemu klien di mana saja. Namun terkadang datang ke kantor untuk meeting dan membahas strategi tetap sangat diperlukan.

3. Project-based Hybrid Working

Project-based Hybrid Working

Jenis hybrid working ini diterapkan berdasarkan kebutuhan proyek atau tugas tertentu. Karyawan hanya datang ke kantor jika ada proyek atau pertemuan yang memerlukan diskusi langsung, sementara sebagian besar pekerjaan dilakukan dari jarak jauh.

Kelebihan:

  • Efisiensi waktu: Karyawan hanya datang ke kantor saat benar-benar diperlukan, menghindari perjalanan yang tidak perlu.
  • Kolaborasi intens saat dibutuhkan: Ketika ada proyek penting, tim dapat berkumpul secara fisik untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

Kekurangan:

  • Kurangnya keterikatan personal: Karena karyawan hanya datang saat ada proyek tertentu, interaksi sosial bisa sangat terbatas.
  • Kesulitan pengawasan: Dalam model ini, manajemen harus sangat bergantung pada sistem pelaporan dan komunikasi yang jelas untuk memantau kemajuan proyek.

Contoh Posisi:

  • Konsultan: Konsultan bisa bekerja dari mana saja saat melakukan analisis atau menyusun rekomendasi, namun hadir di kantor atau klien saat ada rapat penting atau presentasi hasil kerja.
  • Programmer: Pekerjaan coding bisa dilakukan dari jarak jauh, namun untuk sesi brainstorming atau penyelesaian masalah teknis yang rumit, tim bisa bertemu di kantor.
  • IT Professional Services: Sebagian besar waktu mereka dapat dihabiskan bekerja dari rumah, menyusun solusi dan menganalisis sistem untuk klien, dan hanya perlu bertemu tim atau klien saat diperlukan atau saat proyek mencapai tahap implementasi.

4. Split-week Hybrid Working

Jenis-jenis Hybrid Working - Split-week

Dalam split-week hybrid working, minggu kerja dibagi menjadi dua, misalnya separuh minggu di kantor dan separuh minggu di rumah. Jenis hybrid working ini cocok untuk tim yang menginginkan keseimbangan antara kolaborasi tatap muka dan fleksibilitas kerja remote.

Kelebihan:

  • Keseimbangan optimal: Karyawan mendapatkan rutinitas tetap dan dapat merencanakan pekerjaan mereka sesuai jadwal mingguan.
  • Produktivitas terjaga: Pekerjaan yang memerlukan fokus tinggi bisa dikerjakan dari rumah, sementara diskusi tim atau rapat bisa dilakukan di kantor.

Kekurangan:

  • Pergeseran fokus: Beberapa karyawan mungkin kesulitan menyesuaikan diri antara lingkungan kantor dan rumah, terutama saat transisi di pertengahan minggu.
  • Biaya perjalanan tetap ada: Meskipun karyawan tidak harus ke kantor setiap hari, mereka tetap harus mempertimbangkan biaya transportasi untuk hari-hari di kantor.

Contoh Posisi:

  • Akuntan: Akuntansi dan pembukuan bisa dilakukan dari rumah, namun sebagian waktu mereka perlu hadir di kantor untuk berdiskusi dengan manajemen tentang laporan keuangan.
  • Marketing: Analisis pasar atau perencanaan marketing campaign bisa dilakukan secara remote, namun pertemuan dengan tim untuk menyinkronkan strategi memerlukan kehadiran di kantor.

5. Location-based Hybrid Working

Jenis Location-based Hybrid Working

Hybrid berbasis lokasi mengacu pada pengaturan di mana karyawan yang tinggal dekat kantor lebih sering bekerja dari kantor, sementara yang tinggal jauh lebih banyak bekerja dari rumah. Jenis hybrid working ini dirancang untuk mengurangi beban perjalanan karyawan yang jarak tempuhnya jauh.

Kelebihan:

  • Penghematan waktu dan biaya: Karyawan yang tinggal jauh tidak perlu menghabiskan waktu dan uang untuk perjalanan ke kantor setiap hari.
  • Fleksibilitas disesuaikan lokasi: Perusahaan dapat menyesuaikan fleksibilitas berdasarkan jarak dan kebutuhan karyawan.

Kekurangan:

  • Potensi ketidakadilan: Karyawan yang tinggal lebih dekat mungkin merasa mendapat beban kerja lebih banyak karena mereka lebih sering hadir di kantor.
  • Interaksi tim terbatas: Karyawan yang tinggal jauh dari kantor mungkin merasa kurang terlibat dalam kegiatan kantor sehari-hari.

Contoh Posisi:

  • Customer Support Manager: Mereka yang tinggal dekat dengan kantor bisa bertugas langsung memimpin tim, sementara yang tinggal jauh bisa memantau dan mengarahkan tim secara online.
  • HR Manajer: Mereka yang berada di kantor bisa mengurus administrasi dan wawancara secara langsung, sementara yang jauh bisa mengelola tugas-tugas HR dari jarak jauh seperti memproses payroll atau mengadakan meeting online.

6. Team-based Hybrid Working

Jenis Team-based Hybrid Working

Model ini memberikan kebebasan kepada masing-masing tim untuk menentukan bagaimana mereka mengatur hybrid working. Setiap tim bisa memiliki pengaturan yang berbeda tergantung pada jenis pekerjaan yang mereka lakukan.

Kelebihan:

  • Kustomisasi tinggi: Setiap tim bisa menyesuaikan pengaturan hybrid sesuai dengan kebutuhan pekerjaan mereka, sehingga produktivitas tetap terjaga.
  • Kebersamaan tim tetap terjaga: Dengan pengaturan khusus per tim, kolaborasi di dalam tim bisa lebih efektif.

Kekurangan:

  • Kesulitan koordinasi antar tim: Ketika setiap tim memiliki aturan hybrid yang berbeda, koordinasi antar divisi bisa menjadi lebih rumit.
  • Fleksibilitas tidak merata: Tidak semua karyawan mendapatkan tingkat fleksibilitas yang sama, tergantung pada pengaturan tim masing-masing.

Contoh Posisi:

  • Tim Kreatif: Tim kreatif seperti desainer, copywriter, dan videographer bisa bekerja sesuai kebutuhan proyek. Saat membutuhkan kolaborasi intens, mereka bisa bekerja bersama di kantor, dan untuk tugas individu, mereka bisa bekerja dari rumah.
  • Tim Pengembangan Produk: Tim yang mengembangkan produk baru mungkin perlu bertemu di kantor untuk brainstorming dan pengujian, namun bisa bekerja dari jarak jauh untuk riset dan dokumentasi.

Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa ada banyak sekali jenis-jenis hybrid working yang bisa diterapkan, dan setiap jenis memiliki kelebihan serta tantangan tersendiri. Kunci utamanya adalah menemukan jenis yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan. Dengan memahami setiap variasi dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kolaborasi, fleksibilitas, dan produktivitas, hybrid working bisa menjadi solusi terbaik untuk menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Jadi, dari semua jenis-jenis hybrid working yang ada, mana yang paling cocok untuk tim kamu?

V-cube Indonesia menawarkan berbagai macam produk dan solusi untuk mendukung kebutuhan kamu dalam melakukan hybrid working. Ada Zoom, Qumu, EventIn, WizLearn LMS, Virtual Exhibition hingga Virtual and Hybrid Event support.

Tinggalkan Balasan